Thursday, September 20, 2012

Life

                                                                   Awan tak selalu putih
                                                                   Langit tak selalu biru
                                            Dan daun-daun pun mulai meninggalkan rantingnya



Semua itu sama halnya dengan hidup. Selalu ada suka dan duka dalam menjalani hari yang akan bertambah menjadi hitungan bulan dan tahun. Namun, betapa indahnya hidup ini karena dirimu tidak pernah sendiri.

Akan selalu ada Tuhan di mana pun dirimu melangkahkan kaki, membuat keputusan, dan menjalaninya. Selalu ada orangtua yang selalu memberimu dukungan baik secara fisik maupun moril. Merekalah yang tidak pernah lelah mendampingi dan memberikan sebuah acuan dalam memilih masa depan. Dengan cara apapun entah itu lembut maupun keras, tapi dibalik semua itu, mereka sangat menyayangimu.

Tuhan mungkin selalu bersama kita, tapi orangtua tidaklah seperti itu. Akan tiba saatnya mereka meninggalkanmu. Semua orang di dunia hanyalah titipan. Orangtua dan anak memiliki posisi yang sama. Mereka tidaklah abadi.

Ada pula para saudara dengan berbagai karakteristik berada di belakangmu. Kadang ada yang mendukung tapi ada pula yang membuatmu jatuh. Hal itu wajar karena bila diibaratkan jalan, selalu ada jalan berlubang, berbatu, bahkan bercabang yang menuntutmu untuk berusaha melewatinya dan tentu saja "memilih".

Hanya ada 2 jalan yang bisa dipilih yaitu keberhasilan atau kegagalan. Dua-duanya merupakan pertaruhan. Orang bilang kerja keras tentu akan berhasil tapi saya rasa itu tidak sepenuhnya benar. Ada faktor keberuntungan di dalamnya. Kalau tidak beruntung, mau usaha sekeras apapun tidak akan berhasil. Bisa dikatakan jalan yang Anda pilih belumlah tepat.

Gagal tidak hanya terjadi dalam hidup dan karir, tapi juga sebuah hubungan seperti persahabatan maupun jalinan kasih. Kita merasa senang dan bahagia ketika banyak teman berada di sekitar kita di saat suka, tapi di kala duka kemanakah mereka semua. Mungkin hanya segelintir yang masih bertahan dan mau mendengar keluh kesah kita. Ada pula yang menghibur bahkan memberikan kita jalan keluar dalam permasalahan tersebut. Berterima kasihlah pada teman dan sahabat seperti mereka karena mereka tidak sering kita jumpai di hidup yang serba individualis seperti saat ini.

Pertemanan selalu memiliki arus pasang surut. Ada kalanya kita jenuh dengan orang-orang itu saja, tapi bila kita melihat ke belakang, mereka sudah ada untuk mendampingi kita sejak awal. Bisakah kita membayangkan ketika tua nanti, mereka akan sangat kita rindukan. Tawa canda serta tangis haru semasa sekolah akan selalu dikenang hingga tua nanti.

Mungkin dalam beberapa tahun ke depan, kita akan menjumpai mereka dalam keadaan yang sangat  berbeda. Ada yang seperti bayangan kita, tapi ada pula yang jauh dari bayangan kita. Merekalah yang nantinya akan kita rindukan di waktu kedua orangtua sudah tidak bisa mendampingi kita. Mereka berbeda dengan yang kita sebut sebagai saudara, tapi mereka adalah saudara kita juga. Mereka adalah saudara yang terbentuk dari hati.

Hal lain adalah jalinan kasih. Jangan pernah sedih meskipun dirimu belum memiliki jodoh karena Tuhan sudah merencanakan yang lebih baik untukmu. Jangan pernah sedih bila kehilangan kekasih karena mungkin saja dia bukan untukmu dan dirimu bukan untuknya. Ada orang lain yang ditakdirkan untuk kalian berdua.

Boleh saja kita bersedih, tapi janganlah menjadikan hal itu sebagai alasan untuk terus menutup diri dari keluarga dan sahabat. Keluarlah dari balik selimut, hapus air matamu, dan nikmatilah siraman cahaya mentari di pagi hari. Segelas minuman segar seperti jus jeruk juga bisa membantumu untuk menyegarkan hati yang kelabu.

Semuanya memang bersifat sementara. Tapi apa salahnya untuk menikmati hidup. Bekerja juga bisa dikatakan menikmati hidup. Apa artinya bila hanya duduk atau terbaring di ranjang tanpa berbuat apapun, padahal fisik dan psikis masih prima. Kita masih muda, masih banyak hal yang bisa dikejar.

Ada mimpi berarti ada yang bisa diperjuangkan. Jadikanlah mimpi itu sebagai target hidup. Buatlah orang yang kau kasihi bangga karena mereka semua hanya sementara demikian juga dirimu. Paling tidak ketika waktu kita di dunia sudah habis, bukan harta yang dibawa tapi sebuah KEBANGAAN dan KENANGAN MANIS.

No comments:

Post a Comment