Saturday, April 28, 2012

Ketika Seni Berbicara

Ketika Seni Berbicara

Judulnya keren ya… Ketika seni berbicara. Berasa kalau akan ada hal keren yang terjadi dalam chapter ini. Wes, mungkin biar nggak keren, tapi tetap ada hal unik  yang terjadi. Kali ini bukan dari pengalaman gue, tapi dari teman gue yang sekarang udah nggak kuliah lagi :(
Dahulu kala, ada tuh yang namanya pelajaran Visual Communication Principles alias Viskom. Apaan tuh? Nih, Viskom mempelajari bentuk-bentuk dasar desain, seperti bentuk, warna, komposisi, dan semacamnya lah. *gue juga bingung sih menjelaskannya melalui kata-kata. Wong saya di kelas kerjaannya bengong.
Dibilang menarik sih lumayan, tapi dosennya itu loh. Hadee.. moody kayak mahasiswa-mahasiswinya. Kalau senang, kita bisa berinteraksi dan nanya-nanya segala hal yang nggak kita ketahui. Tapi,  kalau lagi moody, jauh-jauh deh. Bisa disambit sampean pake celurit *becanda dink.
Oh ya, kan gue kelas pagi, sedangkan habis kelas  gue masih ada satu kelas lagi yang harus menyantap mata kuliah yang satu itu. Berhubung kelas gue itu sangatlah luar biasa bandel dan menyebalkan bagi sang dosen. Alhasil kelas berikutnya lah yang kena imbasnya. Sudahlah siang, dosennya bete, panas, komplitlah seluruh penderitaan anak kelas D *maaf ya teman-temanku di sana.
Nah, mata kuliah yang satu ini selalu ada tugasnya. Di mata beberapa teman gue, mending kerjainnya bareng-bareng deh biar kalau idenya mandek bisa ada yang nyumbang ide. Berkumpulan teman-teman gue di lobi asrama gue *berhubung gue rada ansos (anti social), jadinya gue nggak ikutan)
Widih… sambil kerja sambil bergosiplah mereka semua. Teman gue yang namanya Creb itu gosipinnya si dosen mulu. Si dosen viskom sudah habis lah dimaki-maki sama dia dan komplotannya *hahaha.. kasihan sih, tapi mau bagaimana lagi.
Hal ini baru gue rasain ketika semester 2 sudah akan berakhir, di mana gue iseng ikut kerja kelompok. Dan hasilnya, wele-wele, dari awal sampai akhir kerjaannya menggosipkan si dosen.
“ART IS TALKING!!” or “ART IS ABOUT TALKING!”
Untungnya kita nggak kualat, soalnya in the end, si dosen jadi baik hati dan pada ngasih nilai bagus. Gue saja sampai syok. Terus setelah lama nggak ketemu dosen itu, kadang gue merasa bersalah.

I admit he was a nice lecturer with all of his shortcomings. Thank you for teaching us all of this time. :) 


"Everyday is A Brand New Story"
Renveriouz

No comments:

Post a Comment