Ketika Seni Berbicara
Judulnya keren ya… Ketika
seni berbicara. Berasa kalau akan ada hal keren yang terjadi dalam chapter ini.
Wes, mungkin biar nggak keren, tapi tetap ada hal unik yang terjadi. Kali ini bukan dari pengalaman
gue, tapi dari teman gue yang sekarang udah nggak kuliah lagi :(
Dahulu kala, ada tuh yang
namanya pelajaran Visual Communication Principles alias Viskom. Apaan tuh? Nih,
Viskom mempelajari bentuk-bentuk dasar desain, seperti bentuk, warna,
komposisi, dan semacamnya lah. *gue juga bingung sih menjelaskannya melalui
kata-kata. Wong saya di kelas kerjaannya bengong.
Dibilang menarik sih
lumayan, tapi dosennya itu loh. Hadee.. moody kayak mahasiswa-mahasiswinya. Kalau
senang, kita bisa berinteraksi dan nanya-nanya segala hal yang nggak kita
ketahui. Tapi, kalau lagi moody,
jauh-jauh deh. Bisa disambit sampean pake celurit *becanda dink.
Oh ya, kan gue kelas
pagi, sedangkan habis kelas gue masih
ada satu kelas lagi yang harus menyantap mata kuliah yang satu itu. Berhubung
kelas gue itu sangatlah luar biasa bandel dan menyebalkan bagi sang dosen. Alhasil
kelas berikutnya lah yang kena imbasnya. Sudahlah siang, dosennya bete, panas,
komplitlah seluruh penderitaan anak kelas D *maaf ya teman-temanku di sana.
Nah, mata kuliah yang
satu ini selalu ada tugasnya. Di mata beberapa teman gue, mending kerjainnya
bareng-bareng deh biar kalau idenya mandek bisa ada yang nyumbang ide.
Berkumpulan teman-teman gue di lobi asrama gue *berhubung gue rada ansos (anti social),
jadinya gue nggak ikutan)
Widih… sambil kerja
sambil bergosiplah mereka semua. Teman gue yang namanya Creb itu gosipinnya si
dosen mulu. Si dosen viskom sudah habis lah dimaki-maki sama dia dan
komplotannya *hahaha.. kasihan sih, tapi mau bagaimana lagi.
Hal ini baru gue rasain
ketika semester 2 sudah akan berakhir, di mana gue iseng ikut kerja kelompok. Dan
hasilnya, wele-wele, dari awal sampai akhir kerjaannya menggosipkan si dosen.
“ART IS TALKING!!” or “ART IS ABOUT TALKING!”
Untungnya kita nggak
kualat, soalnya in the end, si dosen jadi baik hati dan pada ngasih nilai bagus.
Gue saja sampai syok. Terus setelah lama nggak ketemu dosen itu, kadang gue
merasa bersalah.
I admit he was a nice lecturer with all of his
shortcomings. Thank you for teaching us all of this time. :)
"Everyday is A Brand New Story"
Renveriouz
No comments:
Post a Comment